RSS

Sekilas Komunikas Internal

Pertemuan Ke-1
PENGANTAR KOMUNIKASI INTERNAL

·         Komunikasi Internal terjadi didalam sebuah organisasi, komunikasi ini terjadi karena didalam organisasi terdapat suatu struktur dengan tujuan meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi tersebut. Didalam komunikasi internal ini terjadi proses pertukaran antara batang-batang yang saling berhubungan didalam struktur organisasi yang di tentukan dari frekuensi dan intensitasnya. Didalam komunikasi Internal akan selalu terjadei konflik atau hal yang dianggap tidak sesuai dalam sebuah organisasi.
·         Didalam suatu organisasi terdapat jabatan manager, peran manajer dalam organisasi antara lain:
1.    Peran Manajerial à Mengkomunikasikan informasi berupa ide maupun gagasan kepada karyawannya sampai benar dan efektif oleh karyawannya.
2.    Peran Antarpribadi à seorang manajer harus mampu memotivasi dan melakukan kontrol kepada karyawannya dan mampu menjalin hubungan bisnis yang baik dengan pelanggan dan pemerintah.
3.    Peran Informasional à manajer harus memantau atau mengawasi anak buahnya agar pekerjaan selesai sesuai dengan rencana. Manajer juga harus bisa menyebarkan informasi tentang kebijakan perusahaan dengan baik. Selain itu, manajer juga bisa berperan sebagai juru bicara untuk internal organisasinya maupun eksternal organisasinya.
4.    Peran keputusan à manajer harus memiliki kemampuan untuk berperan sebagai wirausaha, pemecah masalah, mengatur sumber daya, dan berperan sebagai negosiator.

·           Terdapat 2 Pola Komunikasi, yaitu:
1.  Saluran komunikasi formal:
a.    Komunikasi dari atas ke bawah (alur pesan berasal dari pimpinan ditujukan pada karyawan). Contoh: Perintah lisan maupun tulisan, SOP yang wajib dilakukan karyawan. Kelemahan: gangguan (noise) berupa sensor informasi penting yang ditujukan pada bawahannya.
b.    Komunikasi dari bawah ke atas (alur pesan berasal dari karyawan ditujukan pada pimpinan). Contoh: Karyawan mendapatkan informasi tentang kesuksesan perusahaan dari teman yang bekerja di perusahaan kompetitor. Kelemahan: Asal Bos Senang.
c.    Komunikasi horisontal (terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat). Tujuannya à program dari “bagian/departemen” tertentu disetujui “Si pengambil keputusan”.
d.   Komunikasi diagonal (melibatkan komunikasi antara dua tingkat organisasi yang berbeda). Kelemahan: mengganggu jalur komunikasi rutin yang telah berjalan normal.
2. Saluran komunikasi informal à luwes, fleksibel, tidak terikat aturan, waktu. Contoh: Bincang-bincang pada saat jam istirahat kantor.



Pertemuan Ke-2
PUBLIK INTERNAL DAN KOMUNIKASI INTERNAL

·      Menurut Bachtiar Aly, UT, (1995) Publik Internal adalah orang-orang yang bergiat dalam organisasi dan yang secara fungsional memiliki tugas dan pekerjaan serta hak dan kewajiban tertentu.
Contoh: Manajer, supervisor, karyawan, pemegang saham, dewan direksi.

·      Bentuk hubungan publik internal:
1.      Hubungan dengan karyawan.
Menurut Rhenald Kasali alasan perlunya dijalin hubungan baik dengan karyawan:
a.  Ujung tombak perusahaan
b.  Jumlahnya besar dan secara struktkural kedudukannya rendah dan lemah, sehingga mereka membutuhkan dukungan untuk membela kepentingan mereka
c.  Tingkat pendidikannya rendah, sehingga mudah dipicu oleh isu, rumors negatif
d.  Sumber suara potensial di dalam pemilihan umum
e.  Sumber empati dari pers/media

Kegiatan PR ini untuk memelihara hubungan diantara manjemen dengan para karyawannya. Hubungan ini dalam rangka kepegawaian secara formal. PRO harus berkomunikasi secara langsung dengan karyawan. Mis: berbincang tentang kesulitan, keinginan, harapan dan perasaannya.
2. Hubungan dengan Pemegang Saham.
Seorang PR harus mampu mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam organisasi/perusahaan kepada pemegang saham (penyandang dana). Komunikasi dengan pemegang saham dapat dilakukan dengan :
a.    Menyatakan selamat kepada pemegang saham yang baru à memberikan kesan baik.
b.    Memberikan laporan rutin mengenai perkembangan perusahaan à menanamkan kepercayaan kepada PSP. Mis: Rapat pemegang saham (komunikasi formal).
c.     Mengirimkan majalah organisasi à membantu PSP untuk update perkembangan perusahaan secara rutin.
d.   Mengadakan pertemuan face to face à Mempererat hubungan. Mis: Halal bihalal (komunikasi informal).

3. Hubungan dengan para manajer
Kegiatan yang dapat dilakukan:
a.          Memberlakukan adanya uang tunjangan jabatan.
b.         Uang resiko jabatan.
c.          Kegiatan coffee morning diantara para manajer.
d.         Koordinasi kerja antar bagian.
e.          Jika memungkinkan menyediakan alat transportasi bagi kepentingan dinas.
f.          Rumah dinas.
4. Hubungan para buruh
o  PR harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan agar hubungan antar buruh, buruh dan pimpinan tetap harmonis.
o  Hal-hal yang bisa dilakukan PR untuk mewujudkan keharmonisan tsb: Menyelesaikan kasus atau permusuhan antara buruh atau buruh dan pimpinan, tuntutan kenaikan upah sehingga mogok kerja, kasus PHK.

Pertemuan Ke-3
KARAKTER PUBLIK INTERNAL
·      Kegiatan Humas Internal Untuk Publik Internal
Diadakan dalam rangka menciptakan opini publik internal à melalui komunikasi internal
Kegiatan internal bertujuan untuk meningkatkan motivasi karyawan, dan meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap perusahaan
Kegiatan internal dilakukan untuk memberikan informasi pada karyawan secara keseluruhan dan bersama-sama
Contoh kegiatan Internal: family gathering, rapat.


Pertemuan Ke-4
KOMUNIKASI MULTIKULTURAL DALAM INTERNAL ORGANISASI
Memahami multikultural
·         Multikulturalisme merupakan kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa, ataupun agama. Multikulturalisme juga berarti ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern, bukan hanya sekedar pengakuan terhadap budaya (kultur) yang beragam melainkan pengakuan yang memiliki implikasi-implikasi politik, sosial, ekonomi dan lainnya. Multikulturalisme bertujuan untuk kerjasama, kesederajatan dan mengapresiasi dalam dunia yang kian kompleks dan tidak monokultur lagi.
·         Pluralitas merupakan hal-hal yang lebih dari satu, dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain.
·         Keragaman merupakan suatu  kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaan perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa, ras, agama, ideologi, budaya (masyarakat yang majemuk).

Makna Komunikasi Multikultural
Komunikasi multikultural muncul dari pemahaman tentang multikulturalisme. Watak masyarakat multikultural adalah toleran. Setiap entitas sosial dan budaya masih tetap membawa serta jati dirinya, tidak terlebur kemudian hilang, tetapi juga tidak diperlihatkan sebagai kebanggaan melebihi penghargaan terhadap entitas lain. Menurut Sitaram (1970), komunikasi multicultural adalah sebuah seni untuk memahami dan saling pengertian antara khalayak yang berbeda kebudayaan.
Larry A. Sammovar dan Richard E. Porter, mengemukakan enam unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi kita ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain:
  1. Keperacayaan (beliefs), nilai (values), dan sikap (attitudes)
  2. Pandangan dunia (worldviews)
  3. Organisasi sosial (social organization)
  4. Tabiat manusia (human nature)
  5. Orientasi kegiatan (activity orientation)
  6. Persepsi tentang diri dan orang lain (perception of self and other)
Aplikasi Komunikasi Multikultural dalam Internal Komunikasi Organisasi
Komunikasi multikultur yang ada dalam komunikasi internal diharapkan dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme dan kesadaran bahwa bangsa Indonesia adalah masyarakat yang unsur-unsurnya memiliki ciri yang beragam (multikultur).
Teori Interaksi Simbolik (George Herbert Blumer)
Perspektif interaksi simbolik berupaya memahami perilaku manusia dari sudut pandang subyek. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksinya. George Ritzer mengemukakan tujuh prinsip metodologis berdasarkan teori interaksi simbolik, yaitu:
  1. Simbol dan interaksi harus dipadukan
  2. Harus diambil perspektif atau peran orang lain yang bertindak (the acting other) dan memandang dunia dari sudut pandang subjek, namun dalam berbuat demikian peneliti harus membedakan antara konsepsi realitas kehidupan sehari-hari dengan konsepsi ilmiah mengenai realitas tersebut.
  3. Peneliti harus mengaitkan simbol dan definisi subjek dengan hubungan sosial dan kelompok-kelompok yang memberikan konsepsi demikian.
  4. Setting perilaku dalam interaksi tersebut dan pengamatan ilmiah harus dicatat.
  5. Metode penelitian harus mampu mencerminkan proses atau perubahan, juga bentuk perilaku yang statis.
  6. Pelaksanaan penelitian paling baik dipandang sebagi suatu tindakan interaksi simbolik.
  7. Penggunaan konsep yang layak adalah mengarahkan dan kemudian operasional, teori yang layak menjadi teori formal, bukan grand teori atau teori menengah, dan proposisi yang dibangun menjadi interaksional dan universal.

Pertemuan Ke-5
BUDAYA PERUSAHAAN DALAM KOMUNIKASI INTERNAL
Teori Budaya Organisasi
Wirawan (2007:10) mendefinisikan budaya organisasi sebagai norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diimplementasikan dalam aktivitas organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani konsumen dan mencapai tujuan organisasi.
Peran Budaya Organisasi (Wirawan 2007:35)
  1. Identitas organisasi
  2. Menyatukan organisasi
  3. Reduksi konflik
  4. Komitmen kepada organisasi kelompok
  5. Reduksi ketidakpastian
  6. Menciptakan konsistensi
  7. Motivasi
  8. Kinerja organisasi
  9. Keselamatan kerja
  10. Sumber keunggulan kompetitif

Karakteristik Budaya Organisasi (Tan 2002:20)
1.                            Individual initiative (kebebasan individu)
2.                            Risk tolerance (pengambilan resiko)
3.                            Direction (menciptakan tujuan yang jelas)
4.                            Integration (beroperasi dengan cara terkoordinasi)
5.                            Management support (memberikan dukungan pada bawahan)
6.                            Control (mengawasi perilaku manusia)
7.                            Identity (mengidentfikasi organisasi bersama)
8.                            Reward system (kenaikan gaji atau promosi)
9.                            Conflict tolerance (menyampaikan konflik dan kritik secara terbuka)
10.     Communication patterns (batasan pada kewenangan hierarki formal)

Manfaat Budaya Organisasi (Wibowo 2006:381)
  1. Membantu mengarahkan sumber daya
  2. meningkatkan kekompakan tim
  3. Organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif, meningkatkan konsistensi, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi koordinasi dan kontrol.
  4. meningkatkan motivasi karyawan dengan memberi mereka perasaan memiliki, loyalitas, kepercayaan dan nilai-nilai, dan mendorong mereka berpikir positif
  5. memperbaiki perilaku dan motivasi sumber daya manusia

Tujuan dan Fungsi Implementasi Budaya Organisasi
  1. Mangkunegara (2005:114) à agar seluruh individu dalam perusahaan atau organisasi mematuhi dan berpedoman pada sistem nilai keyakinan dan norma-norma yang berlaku dalam perusahaan atau organisasi tersebut.
  2. Robbins (2002:283):
  1. Budaya menciptakan perbedaan antara satu organisasi dan organisasi lain
  2. Menyampaikan rasa identitas kepada anggota-anggota organisasi
  3. Budaya mempermudah penerusan komitmen
  4. Budaya mendorong stabilitas sistem sosial
  5. Budaya organisasi bertugas sebagai pembentuk perilaku serta sikap karyawan
3. Schermerhorn dan Hunt (dalam Mangkunegara, 2005:123) à dapat membantu mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.Permasalahan yang berhubungan dengan adaptasi eksternal dapat dilakukan melalui pengembangan pemahaman tentang strategi dan misi perusahaan, tujuan utama organisasi dan pengukuran kinerja. Sedangkan permasalahan yang berhubungan dengan integrasi internal dapat dilakukan antara lain komunikasi, kriteria karyawan, penentuan standar untuk rewards dan sanksi serta melakukan pengawasan internal organisasi.
Isi Budaya Organisasi (Wirawan 2007:41)
1.      Artefak : Objek material, Rancangan fisik, Teknologi, Bahasa, Metafor, Simbol-simbol, Peraturan, sistem-sistem, prosedur, dan program-program.
2.      Norma
3.      Nilai-nilai
4.      Kode etik
5.      Kepercayaan
6.      Asumsi
7.      Filsafat organisasi
8.      Etos kerja
9.      Bahasa dan metafora
10.  Cerita dan mite : nilai-nilai dan kepercayaan, peraturan dan prosedur formal dan informal, konsekuensi penyimpangan dan kepatuhan terhadap peraturan prosedur, kategori dan status sosial serta struktur kekuasaan dalam suatu organisasi.
11.  Seremoni, ritual, dan upacara
12.  Simbol
13.  Sejarah
14.  Pahlawan

Hubungan antara PR dengan Budaya Perusahaan
PR perlu mengetahui budaya perusahaan, sebab budaya perusahaan dapat membangun prestasi dan produktivitas tinggi para karyawan
Tipe Budaya Perusahaan
  1. Budaya Macho: Budaya Macho cenderung mencerminkan temperamen anak muda yang memfokuskan pada faktor kecepatan, bukan daya tahan. Perusahaan di sini dihadapkan pada usaha yang penuh risiko dan umpan balik yang cepat.
  2. Budaya Keras: Dimiliki oleh organisasi penjualan yang hiperaktif, umumnya bekerja dengan risiko yang kecil dengan umpan balik yang cepat dan intensif, dituntut ketekunan karyawan untuk terus menjajakan dagangan atau datang kepada konsumen tanpa bosan. Tapi, budaya kerja macam ini juga mempunyai kelemahan substansial dan mudah terlena dengan kesuksesan jangka pendek.
  3. Budaya Petaruh:  Pada budaya perusahaan ini risiko akan ditekan agar jangan terlalu tinggi, tetapi umpan baliknya yang lamban karena system pengelola investasi perusahaan bersangkutan lebih bersifat jangka panjang, melalui persiapan-persiapan teknis atau mekanis yang rinci, matang, dan jelas hasil yang akan diraihnya (Budaya petaruh ini, bisa mengandung risiko untung rugi).

Pertemuan ke-6
HUMAN RELATIONS DEVELOPMENT

Human Relations adalah komunikasi yang di lakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati. Dengan kegiatan Human Relations para pemimpin organisasi berusaha memecahkan masalah-masalah (problems) dalam situasi kerja dan masalah-masalah yang menimpa para karyawannya secara individual, sehingga dengan demikian mereka dapat digairahkan dan di gerakkan ke arah yang lebih produktif. Dengan Human Relations dapat diusahakan untuk menghilangkan rintangan-rintangan komunikasi, mencegah salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia.
Antara seorang manajer – direktur perusahaan, kepala jawatan, atau pemimpin lembaga lainnya – dengan bawahannya terdapat struktur formal antara yang memimpin dan yang dipimpin. Karena itu Human Relations dalam organisasi kekaryaan ini sering dinamakan “ organization human relations “.
Lingkup Hubungan antarmanusia:
1.      Hak asasi manusia = Hak-hak semua orang lain yang terlibat dalam urusan organisasi harus dihormati dan dilindungi dengan baik. Perusahaan juga harus melindungi hak-hak pelanggan tradisional, manajer, dan bahkan pesaing.
2.      Pasar global = Perilaku paling penting bagi pelamar kerja baru adalah keterampilan berkomunikasi dan hubungan antarmanusia.
3.      Penekanan pada kelompok kerja = Membantu kelompok bekerja sama dengan baik (baik sebagai anggota tim atau pemimpin) memerlukan banyak keterampilan hubungan manusia.  Manajer dan karyawan perlu memahami dinamika interaksi kelompok untuk menjadi efektif.
4.      Peningkatan keragaman di tempat kerja = Sebuah pemahaman yang mendalam dari perbedaan
Human Relations dalam aktivitas manajemen adalah untuk mengupayakan agar para karyawan mampu menciptakan suatu kerjasama antar karyawan dalam satu tim kerja, meningkatkan produktifitas dan memperoleh kepuasan kerja. Human Relations fokus pada bagaimana metode komunikasi yang dipergunakan mampu memotivasi orang-orang dalam organisasi agar terjadi sikap kooperatis, kedisiplinan, etos kerja, produktivitas dan kepuasan bagi kedua belah pihak (antaraperusahaan & pekerja).
Human Relations Development sebagai praktek komunikasi :
1.      Komunikasi terbentuk melalui prosestransaksi dalam interaksi antar manusia
2.      Komunikasi memiliki dimensi isi danhubungan
3.      Komunikasi melibatkan prediksi pesertakomunikasi
4.      Komunikasi bersifat prosesual, dinamisdan transaksional
Tujuan Public Relations adalah membangun pengertian baik antara organisasi dengan publiknya, dan hal ini sangat ditentukan oleh kemampuan seorang praktisi PR dalam menjalin hubungan baik dengan publiknya dan seluruh steakholder organisasi. Human Relations Development berkaitan dengan cara menjalin hubungan dengan Internal relations, externalrelations, community relations, media relations, labor relations.

Pertemuan ke-7
Internal Branding Corporate/Organisasi

Internal branding adalah hubungan antara budaya dan nilai organisasi dengan nilai individual yang memungkinkan keduanya, baik individu maupun organisasi untuk mencapai tujuan mereka. Pemimpin dapat dan harus menghubungkan komunikasi kepemimpinannya pada proses internal branding sebagai  sarana untuk mengikatkan tujuan mereka dengan hasil organisasi.
Manfaat Internal Branding :
1.      Internal Branding berfungsi sebagai platform untuk mendorong perubahan. Jika kita mengetahui di mana dan siapa kita sekarang, kita akan mendapatkan ide yang lebih baik tentang kita bisa menjadi apa.
2.      Internal Branding adalah cara singkat berkomunikasi untuk menyampaikan pesan
3.      Manfaat internal branding selain membangun kekayaan intelektual dan memiliki pelanggan yang puas, perusahaan juga akan mendapatkan keuntungan dari loyalitas karyawan, biaya pelatihan yang lebih rendah dan semangat staf yang kuat.

Bentuk-bentuk Media Internal yang digunakan :
1.      Manual Handbook
Tujuan pembuatannya:
-          Menggambarkan kebijakan dan struktur PR organisasi/perusahaan
-          Memaparkan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan oleh manajer dan kapan mereka harus memeriksanya
-          Menyediakan ide dan nasihat bagi para manajer dalam program-program PR mereka sendiri
-          Memberi rincian kontak bagi tim PR dalam mengakses bantuan
-          Sebagai mekanisme kontrol yang menyatakan dengan jelas wilayah-wilayah kerja dimana aktivitas PR perlu dijelaskan ke pusat
-          Sebagai standar-standar kualitas bagaimana cara pelaksanaan pekerjaan PR diimplementasikan di seluruh organisisasi atau perusahaan
2.      News Clipping (Guntingan Berita)  berupa informasi yang di publikasikan beberapa media massa dan Internet mengenai semua informasi perusahaan
            Leaflet = Leaflet merupakan salah satu media komunikasi yang digunakan perusahaan dalam menjalin hubungan baik dengan internal relations-nya. Sering dicetak dalam selembar kertas. Leaflet atau surat selebaran adalah format yang murah dan dapat dipersiapkan dalam waktu cepat.
3.      Surat (Memo Internal)
Surat tradisional masih tetap menjadi tulang punggung media komunikasi internal perusahaan. Surat dianggap lebih formal, langsung, personal dan akan mendapat perhatian yang lebih dari si penerima.
4.      Telepon Internal Bebas Pulsa (Extention Telephone Number)
Salah satu media komunikasi yang dipakai karyawan tanpa menyebutkan identitasnya untuk memberikan informasi atau laporan internal perusahaan. (Cutlip, 2007: 278).
5.      Rapat dan Telekonferensi
Hal-hal yang harus dipersiapkan oleh seorang public relations sebelum rapat dimulai adalah menurut Cutlip (2002:185):
-          Agenda rapat.
-          Pemimpin rapat.
-          Jumlah peserta rapat.
-          Moderator
-          Notulen
-          Ruangan rapat.
-          Alat perlengkapan rapat.
-          Konsumsi.
6.      Newsletter
Bentuk paling umum dari publikasi periodik. Kebanyakan perusahaan mengandalkan newsletter untuk mengkomunikasikan berita secara tepat waktu dan sesuai sasaran. Diharapkan dengan adanya pengkomunikasian informasi, kebijakan maupun kegiatan melalui newsletter yang dibagikan kepada seluruh divisi ini dapat dipahami dan dimengerti oleh seluruh karyawan sehingga karyawan mengetahui semua informasi maupun kebijakan-kebijakan terbaru.
7.      Papan Pengumuman
Untuk memastikan kredibilitas dan keterbacaannya, majalah dinding harus direncanakan secara hati-hati dan tetap terjaga agar tetap memuat informasi terbaru. (Baskin, 2010: 246).
8.      Poster
Paling cocok digunakan untuk memberi penekanan pada sebuah ide serta menyediakan pesan yang dapat dipahami secara cepat. Poster diletakkan di tempat yang banyak dilewati keramaian sehingga mudah dilihat oleh para karyawan. (Baskin, 2010: 246).
9.      Kotak Saran
Setiap pegawai yang memiliki ide-ide cemerlang, keluhan, atau bahkan kecaman pedas terhadap atasan atau perusahaan dipersilahkan menyampaikannya melalui kotak-kotak saran tersebut. Kotak saran tersebut secara berkala akan diambil dan semua ide, keluhan dan kritik akan dikaji untuk ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya kebijakan dari pihak manajemen.
10.  Rak informasi
Harus memberikan informasi yang tidak dapat ditangani dalam pesan pendek. Rak informsi sangat baik ditempatkan di lokasi tempat para karyawan dapat memperhatikan bahan-bahan yang ditaruh di sana dengan suasana agak santai, seperti di lobby depan kantor. (Baskin, 2010: 247).

Hambatan Komunikasi dalam Internal Branding Corporate :
a.       Penyaringan : dipengaruhi rasa takut yang disebabklan pesan yang disampaikan adalah berita buruk.
b.      Persepsi selektif : Kita menerjemahkan sandi dari suatu pesan, penerima menyesuaikannya dengan harapan mereka sendiri ke dalam komunikasi.
c.       Kelebihan informasi : Jika terjadi kelebihan informasi maka seseorang cenderung membuang, mengabaikan, mengalihkan atau bahkan melupakan informasi tersebut.
d.      Emosi : Pesan akan berubah makna jika pada saat kondisi emosi penerima tidak baik. Pada saat keadaan emosi sedang marah atau bingung, pesan yang diterima akan berbeda maknanya.
e.       Bahasa : seseorang tidak menyadari bahwa bahasa yang telah dimodifikasi tersebut digunakan pada kelompok lain yang tidak menganggap bahasa tersebut sama dengan apa yang mereka maksudkan.

f.       Kesulitan komunikasi : karena menderita kegelisahan yang dapat melemahkan mereka dalam berkomunikasi yang efektif. Penderitanya biasanya merasakan ketegangan dan kegelisahan yang tidak semestinya dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis ataupun keduanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment